Menjadi Bijaksana : Segala Peristiwa Berawal dari Sebuah Keputusan.

 


       Tidak sengaja saya membaca sebuah kata-kata bijak dari seseorang bernama Stephen Covey  ketika saya mencari inspirasi untuk menulis jurnal monolog ini, yang berbunyi demikian, "I am not a product of my circumstances. I am a product of my decisions."  Saya merasa kata-kata ini ingin menekankan bahwa keadaan yang saya alami saat ini terjadi karena keputusan-keputusan yang sudah saya buat selama menjalani kehidupan saya.  Oleh karena itu, alangkah baiknya jika saya dapat memikirkan dengan seksama setiap pilihan sebelum membuat suatu keputusan. 

    Saya tidak menyangka bahwa Program Pendidikan Guru Penggerak mengajarkan materi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Bagi saya, memutuskan sesuatu merupakan langkah yang sangat mempengaruhi kelangsungan hidup saya, apalagi bila itu menyangkut profesi saya sebagai guru. Jalan yang saya pilih akan berdampak tidak hanya kepada diri saya sendiri, tetapi juga rekan kerja dan lebih penting lagi murid-murid saya. Inspirasi dan pemahaman tentang hal ini dirasa penting untuk dapat lebih  mendalami  segala hal terkait proses pengambilan keputusan. 

        Sebelum berbicara tentang pengambilan keputusan, saya dikenalkan dengan istilah kebajikan universal berupa nilai dan keyakinan  yang dijunjung tinggi oleh hati nurani. Pada modul ini saya mempelajari dua jenis situasi, yaitu, dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan situasi di mana opsi yang akan dipilih memuat pilihan yang sama-sama bernilai benar, namun bertentangan. Berbeda dengan bujukan moral yang opsinya sudah tentu saling bertentangan karena salah satu pilihannya bernilai salah serta melanggar etika dan peraturan. Sebelum memutuskan sesuatu, identifikasi situasi sangatlah diperlukan, hal ini akan membantu kita menentukan langkah yang tepat untuk membuat keputusan.

        Keputusan yang kita ambil akan menentukan takdir kita, setidaknya itu adalah hal yang dipercaya oleh beberapa orang. Ada salah satu situasi yang mungkin seringkali dialami oleh  pendidik seperti saya, yaitu dilema etika, di mana situasi ini memberikan kita pilihan-pilihan yang bernilai kebajikan namun saling bertentangan. Situasi dilema etika dapat melibatkan rekan kerja, murid bahkan orangtua/wali mereka. Tentu timbul pertanyaan dalam benak saya jika dihadapan pada situasi yang demikian, seperti, Apa yang harus saya perbuat? Bagaimana cara saya menentukan pilihan? Siapa yang akan merasakan dampak dari keputusan saya? Apa yang saya rasakan setelah membuat keputusan nanti? dan lain sebagainya.  Pertanyaan tersebut akan terus berkeccamuk dalam pikiran saya. Modul 3.1 mengenalkan saya dengan istilah paradigma, prinsip dan sembilan tahapan pengambilan keputusan. Menurut saya, paradigma dan prinsip akan membantu saya menentukan posisi yang tepat dalam sebuah situasi, termasuk juga nilai yang mendasari pilihan-pilihan yang  dipikirkan. Sementara itu, sembilan tahapan pengambilan keputusan akan menentukan langkah saya dalam menjalani proses penentuan  berbagai pilihan dan membantu saya mengukur efektivitas keputusan yang akan saya ambil, Ketika kesembilan tahapan tersebut dilalui, saya akan merasa yakin bahwa keputusan saya adalah tepat dan benar untuk situasi yang saya hadapi. Selain daripada itu, tentu pendampingan dari pemimpin lembaga dan dukungan rekan kerja sangat dibutuhkan untuk membuat keputusan saya dapat diterapkan dengan baik. 

          Kebiasaan yang baik adalah sesuatu yang tumbuh dari kemauan untuk membiasakan diri. Materi pengambilan keputusan yang saya dapatkan amatlah bermanfaat. Saya akan belajar menerapkan materi ini ketika saya menghadapi permasalahan, baik di kelas maupun lingkungan kerja ataupun dengan orang-orang yang terkait dengan profesi saya. Merubah cara pandang dan pola pikir bukanlah perkara mudah, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menjadikannya suatu kebiasaan, namun, saya akan melangkah dengan pasti dan berusaha untuk melakukannya. Ilmu yang saya dapat sudah mulai saya terapkan, contohnya beberapa hari lalu, ketika ada wali murid yang seharusnya mengambil tugas, namun hari itu ia harus mencari dagangan ke Bedugul. Melalui apa yang saya pelajari, adalah benar jika saya harus meminta ia mengambil tugas  sesuai jadwal agar anaknya mendapatkan materi hari itu, namun benar juga jika saya mengijinkannya mengambil dagangan karena itu menyangkut kebutuhan ekonomi keluarganya. Akhirnya, dengan menerapkan apa yang sudah saya pelajari, saya memilih opsi kedua sembari menawarkan untuk mengantarkan tugas anaknya sore hari supaya murid saya tetap bisa belajar hari itu. Itu adalah salah satu contoh situasi sederhana yang saya alami. Saya akan berusaha berkomitmen untuk menerapkan materi ini dalam kehidupan sehari-hari.

        Penyamaan presepsi dan frekuensi atas hal-hal yang terkait dengan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran amatlah penting. Mau tidak mau, hal ini harus dilakukan agar saya dan semua rekan kerja  memiliki pandangan yang sejalan. Jika tidak ingin terjadi ketimpangan pada lembaga, maka kami harus berjalan selaras untuk mewujudkan perubahan positif di sekolah kami. Saya rindu untuk membagikan apa yang saya dapat kepada rekan kerja di sekolah. Saya tidak ingin memikirkan hal-hal yang rumit. Mungkin saya akan memulai dengan obrolan ringan saat bersama-sama mempersiapkan pembelajaran, atau bisa juga  ketika kami bergotong royong menata kelas. Saya merasa obrolan santai dan ringan akan lebih nyaman dilaksanakan mengingat jumlah pendidik di sekolah kami hanya empat orang saja. Lingkungan sekolah yang tidak luas membuat  kami hanya berkutat pada area yang sama. Seringkali kami berkumpul pada satu titik dan membicarakan banyak hal. Momen inilah yang akan saya gunakan untuk membagikan materi baru yang saya dapat. 

        Semasa kita hidup, kita akan selalu dihadapkan pada berbagai macam situasi yang membuat kita harus menentukan pilihan. Oleh karena itu, perlu pemikiran yang bijaksana untuk menetapkan apa yang baik dan tepat sebagai solusi dari permasalahan kita. Sejatinya, segala peristiwa berawal dari sebuah keputusan. Sekian. 

        

Komentar